Pramuka: Makrab, menemukan sisi lain dari kawan baru

Dua malam itu, bahkan bukan malam yang penuh, tapi tiap detiknya melahirkan genangan kenang.

Katakan kami kembali menggunakan seragam yang membosankan; hitam-putih-hitam, seperti oreo rasa vanilla. Dan jujur lama-lama membuat mata saya iritasi. Wkwk

Malam keakraban ini dilaksanakan dua malam, tepatnya malam sabtu dan malam ahad. Sedang di hari Sabtu kami dibolehkan untuk giat pribadi.

Sebagian diri saya sungkan, karena merasa diri masih belum dekat dengan kawan-kawan. Namun di sisi lain, justru momen seperti ini yang saya butuhkan terlepas dari rangkaian DIKDASKA untuk CA angkatan 49.

Malam itu Kak Nopen (teman-teman memaksa memanggilnya dengan sebutan ayah) ditemani dengan dua rekan dari Racana; Kak Ilma dan Kak Dini, dengan tubuh berbalut seragam cokelat khas duduk dengan wibawa di hadapan kami. Selayaknya seorang Ayah, ia datang dengan petuah yang dibawa;

Ah, cara menulis seperti ini rasanya kok kurang enak yah? Haha.

Baca lebih lanjut

PRAMUKA: Tentang RACANA UPI Angkatan 49

Satu tahun kuliah, rupanya masih banyak sudut kampus yang luput dari perhatian saya.

Sanggar Pramuka, salah satunya.

Faktor letak menjadi salah satu alasan. Bangunan yang terdiri dari beberapa sekat ruangan itu berdiri di ujung jalan Rincik Bumi, tepatnya sebelah selatan gedung University Centre. Tempat yang tak pernah saya perhatikan.

Kali pertama menginjakkan kaki sebagai orang baru, sebutan CTR (Calon Tamu Racana) tersemat walau hanya beberapa hari. Pasalnya, hari ketika saya datang tepat pada pelaksanaan Upacara Penerimaan Tamu Racana (UPTR) malam harinya.

Saat syal putih dikalungkan, sebutan kami menjadi Calon Anggota (CA).

Baca lebih lanjut